Beranda | Artikel
Sisi Lain Amalan Bidah Yang Sering Dilupakan
Kamis, 6 Agustus 2015

Itu kan kebaikan, kenapa dilarang?!“. Inilah sanggahan yang sering kita dengar dari sebagian orang yang terjatuh dalam amalan bid’ah saat diingatkan.

Sungguh, perkataan ini merupakan tanda kurang-tahunya dia tentang bid’ah. Jika dia mengetahui hal-hal berikut, tentu ucapan itu tidak akan terlontar darinya.

  1. Ranah bid’ah adalah ibadah, sehingga tidak mungkin terlihat sebagai keburukan. Semua bid’ah tentunya terlihat baik, karena berupa ibadah yang dibuat-buat dan dimodifikasi sehingga terlihat mulia dan sangat pas.
  2. Bid’ah bukan sekedar amalan yang tidak diterima. Tapi, dia merupakan DOSA yang harus ditinggalkan, sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam: “Jauhilah hal-hal yg baru (dalam agama), karena semua perkara yang baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah KESESATAN“. (HR. Abu Dawud:4607 dan yang lainnya, shahih).
  3. Ketika bid’ah sudah biasa dilakukan, maka sunnah Nabi –shollallohu alaihi wasallam– akan dianggap sebagai sebuah kekurangan, bahkan suatu kemungkaran.

Diantara contohnya, adalah bersalam-salaman setelah shalat fardhu. Nabi –shollallohu alaihi wasallam– dahulu tidak pernah bersalam-salaman setelah salam dari shalat fardhu. Ini menunjukkan bahwa diantara sunnah Nabi adalah tidak bersalam-salaman setelah shalat fardhu. Nah, ketika bid’ah bersalam-salaman setelah shalat ini menjadi kebiasaan di suatu tempat, maka meninggalkannya akan dianggap suatu kekurangan, bahkan suatu kemungkaran.

Padahal dahulu Nabi –shollallohu alaihi wasallam– meninggalkan hal itu dan tidak melakukannya, pantaskah kita katakan bahwa amaliah Nabi itu kurang, atau bahkan suatu kemungkaran?!

Ulama besar dari madzhab syafi’i, Al-Izz bin Abdussalam (w 660 H) telah menegaskan: “Bersalam-salaman setelah shalat subuh dan shalat ashar termasuk amalan BID’AH. Dahulu Nabi –shollallohu alaihi wasallam– setelah shalat; membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan dan beristighfar tiga kali, kemudian beliau pergi. Dan semua kebaikan ada dalam tindakan mengikuti Rosul shallallohu alaihi wasallam. (Oleh karenanya) Imam Syafi’i menganjurkan kepada imam untuk pergi setelah salamnya”. (Al-Fatawa, karya: Al-Izz bin Abdussalam, hal: 46-47).

Tidak bisa dipungkiri, bahwa orang yang sudah terbiasa bersalam-salaman setelah shalat fardhu, kemudian dia tidak melakukannya atau melihat orang lain tidak melakukannya, tentu dia merasa kurang afdhol, padahal justru itulah sunnah Nabi shollallohu alaihi wasallam. Pantaskah sunnah Nabi dianggap kurang afdhol?! Atau pantaskah ajaran beliau dirasa ada yang kurang?!

Saudaraku kaum muslimin, cobalah perhatikan amalan-amalan bid’ah lainnya yang ada di sekitar Anda, tentu Anda akan mendapati kenyataan di atas. Jika tidak percaya, silahkan dibuktikan.

Semoga bermanfaat.

***

Penulis: Ust. Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.

Artikel Muslim.or.id

🔍 Hadist Tentang Sholat, Dosa Durhaka Kepada Orang Tua, Bacaan Ta Awuz, Ajaran Nabi Isa Yang Sebenarnya, Mengenal Allah Swt Lebih Dekat


Artikel asli: https://muslim.or.id/26145-sisi-lain-amalan-bidah-yang-sering-dilupakan.html